Wednesday, 25 May 2011

Bukti obama tunduk pada zionis israel

Baru saja menyampaikan pidatonya di Departemen Luar Negeri AS, selama 45 menit mendukung berdirinya negara Palestina dengan tapal batas sebelum perang tahun 1967, sekarang Presiden AS itu sudah berbalik arah serta tegas menolak berdirinya negara Palestina. Dengan perubahan sikapnya yang sangat fundamental menunjukkan jati diri Presiden AS Barack Obama. Obama  tunduk pada zionis Israel.

Perubahan sikapnya yang dalam waktu singkat menggambarkan Presiden Barack Obama tidak memiliki kedaulatan dan kekuasaan yang bebas sebagaimana negara yang merdeka dan berdaulat. Terutama ketika harus berhadapan dengan entitas politik Zionis-Israel.

Kedaulatan negaranya runtuh diinjak oleh negara Zionis Israel. 

Presiden Barak Obama tidak cukup kuat menghadapi tekanan para Rabbi Yahudi saat dia menyampaikan dukungan kepada negara Palestina merdeka. Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu mengunjungi Washington dan bertemu dengan Presiden Obama di Gedung Putih dan menyampaikan pesan sangat jelas menolak negara Palestina.

AIPAC (America-Israel Public Affairs Committee) sebuah kekuatan lobbi Yahudi yang paling berpengaruh terang-terangan tidak merestui dukungan Obama kepada Palestina.

Media massa di AS, sebagian besar berada di bawah penguasaan Zionis-Israel.  Kekuatan pemilik modal serta jaringannya tak ada satupun yang dapat menerima ketika Obama mendukung Palestina. Padahal, Obama sangat membutuhkan kaum pemilik modal di AS yang mendatang menjadi tulang punggungnya saat menghadap pemilihan presiden nanti, tahun 2012.

Sikap AS dan Barat tidak akan pernah berubah untuk mendukung Israel. AS dan Barat akan selamanya  menjadi pelindung dan penjaga Israel. Visi dan misi ini tidak akan berubah selama-lamanya.

Maka tidak layak jika umat islam berharap pada Obama dan sekutunya. Bangkitlah wahai kaum muslimin. Hanya dengan bersatunya kalianlah umat ini akan kuat dan bangkit.
By Fikri

Tuesday, 24 May 2011

Bukan sekedar anggota parlemen yang rakus, tapi sistemnya memang rakus [News Opini]

Kasus demi kasus tidak pernah berhenti menerpa para pejabat ‘terhormat di negeri ini’. Sepertinya dan memang benar bahwa Indonesia telah salah dalam mengadopsi sebuah sistem untuk kesejahteraan rakyatnya. Justru sebaliknya, ketidakadilan terus terjadi. Para pejabat semakin terlihat bertambah jiwa kerakusan dan rakyat semakin dimiskinkan. Bukan sekedar anggota parlemen yang rakus, tapi sistemnya memang rakus.

Diawali saat caleg harus berinvestasi untuk menjadi anggota dewan dari angka Rp. 500 juta sampai dengan Rp. 5 milyar – Rp 10 milyar, sebuah angka yang sangat mahal. Bahkan dikabarkan ada yang sudah berinvestasi Rp. 5 milyarpun akhirnya malah tidak jadi. Seharusnya kita berpikir, apa orientasi pertama anggota dewan setelah mereka benar-benar jadi. Kalau tidak untuk mengembalikan uang investasinya dulu.

Sepertinya menjadi wajar jika mereka melakukan banyak modus untuk bisa mendapatkan kembali nilai investasi yang sudah ditanamkan. Dari mulai menjadi calo proyek, menjadi penentu alokasi-alokasi anggaran, menjadi broker, dll. Mau kita kritik sepedas apapun sepanjang paham politiknya adalah neoliberal seperti sekarang, kita tidak jalan menghentikan mereka.

Pergantian anggota parlemen akan sama saja sepanjang pahamnya neoliberal. Paham inilah yang mengajarkan bahwa jabatan adalah investasi financial. Dan ini sedang diterapkan secara massif oleh pemerintah kita.

Kita bisa melihat bahwa rata-rata gaji mereka Rp. 62 juta, bahkan lebih. Menjabat selama lima tahunpun belum tentu bisa mengembalikan nilai invetasi mereka saat mencalon. Maka wajar kerakusan muncul, apalagi sistem ini memberikan kesempatan itu. Dilain sisi, ‘kerjasama jamaah’ dengan anggota, elemen pemerintah dan partai yang ada juga sepertinya terkondisikan mendukung, maka wajar jika sering terdengar bahwa dalam setiap kasus pasti melibatkan bukan hanya satu atau dua orang. 

Nah, kalau begitu yang harus kita ‘ganyang’ bukan sekedar anggotanya yang rakus, tetapi sistem yang rakus ini. Inilah gambaran sistem kapitalisme-materialis yang diterapkan di Indonesia. yang dalam ranah politik sering kita mnyebutnya demokrasi. 

JADI GANTI REZIM GANTI SISTEM 

Anehnya sistem ini selalu didengung-dengungkan sebagai sistem yang paling baik untuk pemerintah. Berarti ada satu PR lagi yang harus kita tuntaskan. Yaitu bagaimana menjelaskan definisi dan substansi sebenarnya dari sistem demokrasi-kapitalis-sekular ini agar jelas di masayarakat. Nantikan tulisan selanjutnya ‘perbedaan penafsiran demokrasi sebenarnya di Indonesia’.
By Fikri
[News Opini]

Sunday, 22 May 2011

Pemerintah akan menjual Indonesia ke Investor

Pemerintah akan menjual Indonesia ke Investor. Melalui Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) Kementrian ESDM, pemerintah akan ‘menjual’ SDA Indonesia. Pemerintah menawarkan 20 wilayah kerja migas tahap I tahun 2011, melalui mekanisme lelang reguler maupun penawaran langsung.

“Dirjen Migas memberikan kesempatan bagi perusahaan nasional maupun asing lainnya untuk dapat berpartisipasi dalam penawaran Wilayah Kerja tersebut diatas,” ungkap Dirjen Migas Evita H Legowo, seperti dikutip dari situs resmi Ditjen Migas Kementrian ESDM, Jakarta, Sabtu (21/5/2011).

Adapun Wilayah kerja migas yang ditawarkan melalui lelang reguler yaitu,
1. Blok Bulu Rembang, Offshore East Java
2. Blok Offshore Timor Sea I, Offshore Nusa Tenggara Timur
3. Blok Offshore Timor Sea II, Offshore Nusa Tenggara Timur
4. Blok Halmahera I, Offshore North Maluku
5. Blok Halmahera II, Offshore North Maluku
6. Blok Halmahera III, Offshore North Maluku
7. Blok West Aru I, Offshore Maluku
8. Blok West Aru II, Offshore Maluku
9. Blok Arafura Sea, Offshore Maluku

Sedangkan wilayah kerja migas yang ditawarkan melalui penawaran langsung,
1. Blok Ranau, Onshore Lampung
2. Blok Northeast Madura, Offshore East Java
3. Blok West Tanjung, Onshore Central Kalimantan
4. Blok Belayan, Onshore East Kalimantan
5. Blok East Simenggaris, Offshore East Kalimantan
6. Blok North Ganal, Offshore Makasar Strait
7. Blok Babar Selaru, Offshore Maluku
8. Blok Obi, Offshore North Maluku
9. Blok North Semai, Offshore West Papua
10. Blok West Berau, Offshore West Papua
11. Blok Semai IV, Offshore West Papua.

Inilah bukti bahwa Indonesia telah benar-benar menjadikan ekonomi neoliberal sebagai dasarnya. Mana ekonomi kerakyatan yang di dengung-dengungkan.

Ditengah kekayaan SDA Indonesia, rakyatnya masih saja miskin. Hampir semua sector SDA yang memiliki potensi bagi pendapatn Negara jika dikelola sendiri sudah diprivatisasi. Kekayaan alam ini hanya akan dinikmati oleh segelintir orang.

Lihat saja bagaiaman gunung di papua yang kaya emas terus menrus diambil tetapi tidak ada dampaknya terhadap kehidupan masyarakat sekitar. Karena memang dikelola oleh asing untuk kepentingannya, bukan kepentingan rakyat. Sedangkan bagi hasil yang diterima Negara dngan kerjasama tersebut katanya tidak lebih dari 10 -15 %. Bahkan ini tidak pantas disbut kerjasam, ini perampokan SDA.
 
Sampai kapanpun memang tidak layak ekonomi neoliberal ini diterapkan. Yang diuntungkan hanyalah para penguasa dan pemilik modal.

By Air

Profil Parlemen Indonesia

Profil Parlemen Indonesia, karakter anggota 3P; pembolos, pemboros, provokator (Versi ICW). Sifat rekruitmen mahal ongkos tapi miskin kualitas SDM-nya. Itulah sekelumit kecil profil parlemen Indonesia.

Masih banyak gambaran lain yang muncul dan merupakan suara-suara yang berasal langsung dari konstutuenya. Modus korupsi mencakup 11 kiat; mulai dari bantuan perjalanan, bantuan kegiatan, hubungan baik, perawatan kesahatan, bantuan apresiasi, bantuan uji kelayakan dan kepatutan, bantuan penempatan pegawai, pemangku kepentingan, pembuatan RUU dan bantuan apresiasi (Versi Ichsanudin Noersy).

Dosa-dosa parlemen mencakup; korupsi (uang, waktu, tanggungjawab), Kolusi (dengan pengusaha swasta, BUMN, dan kepala daerah), nepotisme (keluarga senayan), tindak asusila, produk hukum (UU komprador untuk asing dan cenderung tidak memihak rakyat).

Masih banyak lagi, khusus untuk korupsi menurut Adnan topan dari ICW, meskipun yang tertangkap tangan kian banyak, sebenarnya masih banyak anggota DPR yang belum terkena. Karena hampir pada semua lini baik konteks pengawasan,  penganggaran dan legislasinya semua rawan korupsi.

Transparancy international Indonesia pernah ‘manghargai’ parlemen Indonesia sebagai lembaga paling korup dua tahun berturut-turut (2007 - 2008).

Tambahan lagi terkait citra parlemen Indonesia. “parlemen adalah pusat kebejadan dan kebobrokan” pendapat Ali Muchtar Ngabalin Juli 2008.

Terus bagaimana selanjutnya. Baca tulisan berikutnya tentang problem besarnya bukan sekedar anggota parlemen yang rakus tapi sistemnya memang rakus. Nanti yah...
By Fikri

Saturday, 21 May 2011

About Doodle 4 Google


Selamat datang Doodle 4 Google, kompetisi di mana kita mengundang K-12 siswa untuk menggunakan bakat artistik mereka untuk berpikir besar dan desain ulang logo homepage Google untuk jutaan untuk melihat. Di Google, kami percaya bahwa bermimpi tentang kemungkinan masa depan mengarah ke pemimpin masa depan dan penemu, sehingga tahun ini kami mengundang anak-anak AS untuk latihan imajinasi kreatif mereka sekitar tema, "Apa yang saya ingin lakukan suatu hari nanti ..."

Apakah siswa ingin mencari obat untuk kanker atau melakukan perjalanan ke bulan, semuanya dimulai dengan pasokan seni dan beberapa 8,5 "x 11" kertas. Dan, salah satu artis mahasiswa yang beruntung akan membawa pulang beasiswa kuliah $ 15.000 dan hibah teknologi $ 25.000 untuk sekolah mereka, di antara hadiah lainnya.

Doodles dikenal sebagai perubahan dekoratif yang dibuat dengan logo Google untuk merayakan liburan, peringatan, dan kehidupan para seniman terkenal dan ilmuwan. Apakah itu adalah awal dari Spring, ulang tahun Albert Einstein, atau ulang tahun ke-50 pemahaman DNA, tim doodle tidak pernah gagal untuk menemukan cara artistik untuk merayakan peristiwa-peristiwa yang unik.

Pada tahun 1998, konsep doodle itu lahir ketika pendiri Google Larry dan Sergey bermain dengan logo perusahaan untuk menunjukkan kehadiran mereka di festival Burning Man di gurun Nevada. Sebuah gambar tongkat ditempatkan di belakang 2 "o" dalam kata, Google dan logo revisi itu dimaksudkan sebagai pesan lucu untuk pengguna Google Ide menghias logo perusahaan untuk merayakan peristiwa penting ini diterima dengan baik oleh pengguna Google atau Googlers..hehe

Setahun kemudian pada tahun 2000, Larry dan Sergey bertanya webmaster saat ini Dennis Hwang, untuk menghasilkan doodle untuk Bastille Day. Senang dengan hasilnya, Dennis kemudian diangkat kepala doodler Google dan corat-coret menjadi kejadian yang biasa di situs Google. Pada awalnya, doodle cenderung untuk merayakan liburan sebagian besar terlihat; saat ini, doodle mewakili beragam peristiwa dan peringatan dari Olimpiade ke pendaratan Mars Rover,dll.

Seiring waktu, permintaan doodle cepat meningkat baik di AS dan internasional. Membuat doodle sekarang tanggung jawab tim desainer berbakat. Bagi mereka, membuat corat-coret telah menjadi usaha tim untuk meramaikan situs Google dan membawa tersenyum pada segudang pengguna Google di seluruh dunia.
Berapa banyak corat-coret telah dilakukan Google selama bertahun-tahun?

Tim doodle telah menciptakan lebih dari 300 doodle untuk Google.com di Amerika Serikat dan lebih dari 700 telah dirancang secara internasional.

Siapa yang memilih apa yang akan dibuat corat-coret dan bagaimana Anda memutuskan acara akan menerima doodle?

Sekelompok Googler secara teratur berkumpul untuk memutuskan peristiwa dan liburan yang akan menerima doodle. Ide-ide untuk corat-coret sendiri dikumpulkan dari berbagai sumber, termasuk Googler dan masyarakat umum. Proses seleksi doodle bertujuan untuk merayakan acara menarik dan hari peringatan yang mencerminkan kepribadian Google dan kasih untuk inovasi. Kami menyadari bahwa daftar corat-coret ini tidak lengkap, tapi kita coba pilih doodle yang menunjukkan kreativitas dan inovasi.

Kompetisi Doodle 4 Google tahun ini ternyata dimenangkan anak kecil berumur 7 tahun

Kompetisi Doodle 4 Google tahun ini ternyata dimenangkan anak kecil berumur 7 tahun
Tahun ini kompetisi Doodle 4 Google berakhir, dan setelah 5 juta suara dan 107.000 pengiriman, Matteo Lopez dari Selatan San Francisco, California muncul sebagai pemenang nasional. Dia masih berumur 7 tahun dan masih duduk dibangku SD.
Ingin tahu seperti apa wajah MATTEO, cek pada gambar dibawah ini.

Ini adalah karyana:











"Space Life," winner of this year's Doodle 4 Google competition, by 7-year-old Matteo Lopez

Untuk hasil gambarnya, yang akan ditampilkan di homepage AS mesin pencari harian hari ini, dia menerima beasiswa kuliah $ 15.000, sebuah komputer netbook dan hibah teknologi $ 25.000 untuk sekolahnya.
Tema tahun ini adalah " What I'd Like To Do Someday," yang mendorong imajinasi Matteo tentang dunia di luar kita.

Matteo mengalahkan anak-anak usia lebih dari dua kali umurnya. Dalam kompetisi kali ini mereka dinilai berdasarkan kriteria berikut:

        Artistic merit : didasarkan pada kelompok kelas dan keterampilan artistik
        Creativity : berdasarkan representasi tema dan penggunaan logo Google
        Theme communication : seberapa baik tema diungkapkan
        Kesesuaian pernyataan pendukung

Setiap Pemenang Daerah menerima kunjungan dari seorang karyawan Google ke sekolah mereka, dan juga diterbangkan ke New York untuk pengumuman dari pemenang nasional. Ini pertama kalinya Matteo di Big Apple, dan ia akan menikmati M & M dan Times Square.

karya Matteo's bergabung dengan galeri doodle Google yang secara teratur menawarkan sedikit variasi di logo sederhana yang telah menjadi seperti bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Baru-baru ini, doodle Google telah menggunakan ikon tari  Amerika Martha Graham, ilustrator / penulis Roger Hargreaves dan penulis Agatha Christie.

Tim doodle telah menciptakan lebih dari 300 doodle untuk Google.com di AS, sementara dunia telah melihat lebih dari 700 desain.


Bagi yang belum tahu apa itu kompetisi Doodle 4 Google, silahkan klik artikel tentang apa itu Doodle 4 Google.

By Air

Friday, 20 May 2011

Kisah lain foto hot Syahrini

Ada cerita lain dibalik fot hot syahrini yang perlu diungkap. Media kebanyakan lebih menyorot pada sisi deksripsi fisik foto sampai siapa penyebarnya dan bagaimana tanggapan pihak syahrini terhadap kasus tersebut. Bagi saya, ini menunjukkan ada sebuah kejanggalan dari masyarakat, media dan pelaku yang terlibat dalam kasus ini. Baik dari segi kecerdasan menganalisa keadaan, sudut pandang moral apalagi agama.

Kita pastinya sudah mafhum kalau kejadian ini sudah sering terjadi, terutama di kalangan artis. Bahkan sebelumnya malah terkait video porno artis. Tapi itu seolah terlupakan dengan kasus yang baru.
Sebagian masyarakat cenderung gampang terombang – ambing oleh arus informasi yang begitu deras. Seolah mereka tidak punya filter apalagi benteng. Filter dan benteng yang dimaksud adalah kecerdasan dalam menerima bahkan sampai mengelola informasi yang didapatkan.

Ini bukti lain bahwa hasil pendidikan di Indonesia belum bisa mencerdaskan bangsa.
Bagaimana tidak, perhatian besar masyarakat sering tertuju pada hal-hal yang tidak terlalu prinsipil, kalau tidak mau dikatakan tidak penting.  Problem-problem inti bangsa malah cenderung dilupakan.
Ingatkah kita akan heboh sintha jojo yang begitu familiar ditanggapi oleh masyarakat. Kemudian langsung berubah ke cerita udin sedunia. Tidak lama kemudian dengan cepat beralih ke briptu norman kamaru. Dan sekarang berita foto-foto hot artis dari Sheila sampai syahrini tidak ketinggalan menjadi sorotan masyarakat. Bahkan sebelumnya berita video aril.

Kenapa maslah-masalah ini menjadi besar bahkan begitu heboh, karena sangat disenangi dan ditanggapi benar oleh masyarakat. 

Masyarakat yang cerdas akan pandai memfilter informasi yang memang layak baginya. Di lain sisi akan mengcounter info-info buruk yang bisa merusak dan menurunkan kualitasnya.

Di lain sisi sebagian media juga tidak menunjukkan kualitasnya untuk memberikan informasi-inromasi yang bersifat mendidik dan membangun. Bahkan cenderung hanya berorientasi pada profit.
Memang kalau urusan perut dan uang adalah hal yang sensitife. Mereka-mereka yang hidup dari  hal-hal yang seperti ini pasti akan mendukung mati-matian.  Baik dari artis, media-media dan tetek-bengeknya. Tapi sadarkah kita akan dampak dari informasi-informasi yang cenderung memunculkan aib seseorang, pertikaian antar satu orang dengan yang lain, mengkonfrontasikan antar satu dengan yang lain, contoh-contoh buruk figure-figur ternama. MAU DI BAWA KEMANA GENERASI BANGSA INI KALAU DICEKOKI DENGAN INFORMASI-INFORMASI TERSEBUT.

Alasannya pasti banyak. Inikan kebebasan pers. Demi keterbukaan informasi. HEI BUNG, TANPA INFORMASI SEPERTI ITU, BANGSA INI MASIH BISA MAJU KOK.

Ada sih, media-media yang tetap objektif dan cerdas bahkan mendidik dan membangun bangsa. Seharusnya media-media seperti ini yang didukung dan diperhatikan. Media-media Yang ga penting ga usah dilihat, nanti ratingnya turun, setelah itu juga mati sendiri.

Berikutnya adalah si artis tersebut. Tanpa bermaksud menjelekkan nama seseorang, selayaknya seorang yang sudah memiliki popularitas haruslah menjadi contoh yang baik. Jaga pergaulannya, jaga keluarganya, jaga namanya, jaga juga para fans-fansya agar bisa menirukan kebiasaan yang baik dan bermartabat. Tapi anehnya, ada yang malah mencoba menaikan popularitasnya dengan melakukan hal-hal yang tidak pantas. Seolah sengaja disebar aib itu, dan popularlah ia.

Sekarang kita bisa melihat artis-artis yang popular sebagian besar karena hal tersebut. Bahkan seolah merasa bangga.

Dan pendapat saya tentang dunia hiburan di Indonesia, semuanya sudah diarahkan kepada materialistik. Nilai-nilai moral apalagi agama sudahlah tidak penting. Yang penting uang dan popularitas. Wajah cantik, seksi semakin dipertunjukkan. Bumbu-bumbu pronographi sudah biasa ada dalm dunia perfilman Indonesia. bahkan seolah dipertunjukkan agar menjadi penarik tersendiri. Tapi dari segi  pendidikan dan pembangunan karakter malah NOL.

Budaya melawan orang yang lebih tua dipertunjukkan, tidak menghormati guru, seks bebas, pornographi, budaya hedonis, oportunis dan pragmatis…

Hehe… sekian dulu kisah lain foto hot syahrini yang bisa saya ambil.
Inti sebenarnya adalah mengajak teman-teman untuk berevolusi secara pemikiran. Dari pemikiran yang jumud menuju pemikiran yang terbuka dan cerdas memandang dunia yang lebih luas. MENUJU INDONESIA LEBIH BAIK DENGAN GENERASI EMAS.
By Air

Predict doomsday; a futile attempt

On 21 mei predicted doomsday will occur. Do you believe?
I believe that the Day of Judgement will surely come. Only, I can confirm there is no single person in this world that can know when it will happen.

Judgement in fact there are two; apocalypse small and large. small disaster are the things we encounter are often related to damage or death of a creature that is around us.
people die, natural disasters, accidents, etc. included in a small disaster. while the great apocalypse includes cessation of all life on this universe.

without any intention to vilify or humiliating, I predict that the Hour is a futile thing. even people who do this work is just crazy.
Predict something that can not be predicted at all. And I also gained convinced that all those who have tried to predict it is not really confident with the predictions.

At least they dare to bet their lives if its predictions were wrong.

But I suggest you do not. do not attempt it. think and act with something else more useful.
why we do not even think about what we are prepared to face the Day of Resurrection? It is more important than the debate when the Hour will come.
Next please your opinion.

News

News is the communication of selected information on current events which is presented by print, broadcast, Internet, or word of mouth to a third party or mass audience.

Etymology
One theory is that news developed as a special use of the plural form of new in the 14th century. In Middle English, the equivalent word was newes, like the French nouvelles and the German neues. Somewhat similar developments are found in some of the Slavic languages (Czech and Slovak), where there exists a word noviny ("news"), developed from the word nový ("new"), and in the Celtic languages Welsh and Cornish, where there are the words newyddion and nowodhow, respectively from W. newydd and C. nowydh.

A folk etymology suggests that it is an acronym of the cardinal directions: north, east, west, and south.

History of News
Before the invention of newspapers in the early 17th century, official government bulletins and edicts were circulated at times in some centralized empires.

The first documented use of an organized courier service for the diffusion of written documents is in Egypt, where Pharaohs used couriers for the diffusion of their decrees in the territory of the State (2400 BC). This practice almost certainly has roots in the much older practice of oral messaging and may have been built on a pre-existing infrastructure.

In Ancient Rome, Acta Diurna, or government announcement bulletins, were made public by Julius Caesar. They were carved in metal or stone and posted in public places.

In China, early government-produced news sheets, called tipao, circulated among court officials during the late Han dynasty (second and third centuries AD). Between 713 and 734, the Kaiyuan Za Bao ("Bulletin of the Court") of the Chinese Tang Dynasty published government news; it was handwritten on silk and read by government officials. In 1582 there was the first reference to privately published newssheets in Beijing, during the late Ming Dynasty;

In Early modern Europe, increased cross-border interaction created a rising need for information which was met by concise handwritten newssheets. In 1556, the government of Venice first published the monthly Notizie scritte, which cost one gazetta. These avvisi were handwritten newsletters and used to convey political, military, and economic news quickly and efficiently to Italian cities (1500–1700) — sharing some characteristics of newspapers though usually not considered true newspapers. Due to low literacy rates, news was at times disseminated by town criers.

Relation aller Fürnemmen und gedenckwürdigen Historien, from 1605, is recognized as the world's first newspaper.

The oldest news agency is the Agence France-Presse (AFP). It was founded in 1835 by a Parisian translator and advertising agent, Charles-Louis Havas as Agence Havas.

In modern times, printed news had to be phoned in to a newsroom or brought there by a reporter, where it was typed and either transmitted over wire services or edited and manually set in type along with other news stories for a specific edition. Today, the term "breaking news" has become trite as broadcast and cable news services use live satellite technology to bring current events into consumers' homes live as they happen. Events that used to take hours or days to become common knowledge in towns or in nations are fed instantaneously to consumers via radio, television, mobile phone, and the Internet.
(en.wikipedia.org)

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Modern Warfare 3
Search Engine Submission - AddMe FreeWebSubmission.com